Tulisanbola Salam 5 jari Jose Mourinho bukan salam 5 jari biasa. Warnanya, si juru taktik berhasil menyapu bersih segala 5 laga final Eropa yang sempat dijalaninya dengan torehan juara. Suka tidak suka, ia memanglah The Special One. Kuncinya cuma satu: tabah bersamanya, hingga trofi hendak tiba. Tangis haru Jose Mourinho mendadak rusak kala peluit panjang pertandingan antara AS Roma serta Feyenoord berbunyi. Sekali lagi, laki- laki Portugal itu sukses memenangkan laga final Eropa yang dilakoninya.
Mourinho larut dalam perayaan, sambil mengangkut tangan, memperlihatkan gesture salam 5 jari. Bukan iktikad sombong, tetapi itu semacam ungkapan syukur sehabis dirinya memenangkan trofi kelima di kancah mayor Eropa.
Awal kali Mourinho mengangkut trofi Eropa kala ia menukangi Porto. Ia sukses mempersembahkan Piala UEFA[format lawas Liga Europa] pada 2003 saat sebelum setahun setelah itu ia naik kelas dengan bawa raksasa Portugal itu membuat kejutan fantastis dengan keluar selaku juara Liga Champions.
2010 silam, segala fans Inter Milan tidak hendak sempat melupakan supremasi yang digapai klub kesayangan mereka bersama Mourinho dengan memenangkan treble winners historis, pastinya tercantum Liga Champions.
7 tahun setelah itu, Mourinho menempuh final Eropa keempatnya kala mengantar Manchester United naik ke podium juara Liga Europa saat sebelum kesimpulannya malam ini, ia melakoni final kelimanya di kompetisi Daratan Biru bersama Roma serta berujung juara Liga Konferensi Europa.
Untuk segala loyalis Giallorossi, torehan ini lebih dari kata bermakna. Tidak hanya mereka mengukir sejarah selaku regu awal yang menjuarai edisi perdana Liga Konferensi Europa, Roma pula kesimpulannya rusak telur di kompetisi Eropa.
Terakhir kali mereka juara Eropa 61 tahun silam, serta trofi terakhir yang masuk kabinet klub pada 14 tahun kemudian. hari ini penantian panjang itu terbayar lunas.
Macam pelatih sudah menemani ekspedisi panjang Roma buat menunggu momen perayaan juara yang tidak kunjung tiba, namun hari ini Mourinho lah wujud penjamin juara itu. Ya, magis ia selaku pelatih spesialis juara– bukan runner- up– betul- betul nyata terdapatnya.
Ini memanglah hanya trofi kompetisi kasta ketiga Eropa, nilai prestisenya jelas di dasar Liga Europa serta Liga Champions. Tetapi, bukan itu kritikal poinnya. Yang disorot merupakan gimana Mourinho menanamkan mentalitas juara terhadap timnya, gimana ia membangun regu yang bermain seperti regu juara.
Karena, kunci berhasil bersama Mourinho sederhana: tabah, nurut dengan instruksinya, hingga trofi hendak tiba. Ini bukan semata- mata teori, terlebih hipotesis. Tetapi ini merupakan fakta sahih, sebab mayoritas regu yang ditanganinya betul- betul telah merasakan gelar juara di dasar komandonya.
Barangkali, Man United lumayan merasakan penyesalan sudah mendepak Mourinho. Alasannya, laki- laki 59 tahun itu jadi manajer terakhir yang sukses mempersembahkan trofi buat Setan Merah pada 2017, ialah Mickey Mouse treble[Community Shield, Piala Liga Inggris serta Liga Europa]. Sehabis itu, Man United hampar gelar hingga hari ini.
Tottenham Hotspur lebih telak lagi. Ketidaksabaran mereka dengan Mourinho begitu kentara. Sementara itu, terdapat siklus kalau Mourinho umumnya memenangkan trofi juara bersama regu yang ditanganinya di masa kedua, sedangkan Spurs memecatnya saat sebelum tahun keduanya di klub itu rampung.
Ironisnya, Mourinho dipecat Spurs sehabis bawa klub itu melaju ke final Piala Liga Inggris 2021. Dapat ditebak, andai Mourinho tidak buru- buru dilengserkan, dapat saja Spurs memutus tandus trofi mereka semenjak 2008 dengan mengalahkan Manchester City.
” Sepakbola merupakan tentang juara serta Mourinho juara,” tutur mantan gelandang Man United Owen Hargreaves kepada BT Sport.
” Ia merupakan seseorang pemenang serial serta ia sudah menghidupkan regu Roma ini,” seru Hargreaves.
Mourinho sudah menginstal spirit serta kebersamaan yang sepanjang ini lenyap dari regu Roma. Berangkat dari pengalaman juaranya di bermacam klub, Mourinho mengerti betul, doktrin apa yang butuh diberikan kepada kanak- kanak didiknya buat bangkit serta ngotot mengejar gelar juara.
Seluruh tentang membangun bukti diri, serta bukti diri Roma di tangan Mourinho kembali menonjol.
” Roma sudah lewat bersama banyak manajer, kehabisan arah serta bukti diri, Jose dicintai di kota ini, tetapi terdapat jalur yang wajib ditempuh,” jelas Joe Cole, eks anak didik Mourinho di Chelsea, kepada BT Sport.
” Sepakbola merupakan agama serta mereka hendak merasa semacam pahlawan serta dikenang, tetapi ini merupakan dini dari ekspedisi. Jose hendak kembali ke kantor, merancang apakah mereka dapat menggebrak Liga Europa serta mendekat ke gelar- gelar juara[lainnya],” tandasnya.
Total, Mourinho sudah mengumpulkan 26 trofi dalam petualangan hebat karier manajerialnya dengan diisyarati gelar juara terkini Liga Konferensi Europa bersama Roma, 19 tahun sehabis ia memenangkan piala Eropa pertamanya bersama Porto.
Roma cumalah suatu kapal, siapa juga dapat jadi nahkoda. Tetapi, apa juga kapalnya, sepanjang si nahkoda merupakan Mourinho, hingga kapal itu hendak berlayar ke dermaga juara.